TKPK Gelar FGD Kota Yogyakarta

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Yogyakarta mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dalam upaya meningkatkan efektivitas program yang telah dijalankan Pemerintah Kota Yogyakarta dimana sejauh ini dalam mengatasi permasalahan kesejahteraan masyarakat Kota Yogyakarta.

FGD ini diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta di ruang rapat  Winongo-Manunggal Bappeda Kota Yogyakarta. Kepala Dinas Pemberdayan Masyarakat, Perlindungan Perempuan dan Anak (DPMMPA) Kota Yogyakarta, Edy Muhammad, yang dalam kesempatan ini membuka FGD, membahas strategi penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Edy menyampaikan sejauh ini DPMPPA sudah menjangkau 24 kelurahan, 34 kampung melalui program Dodolan Kampung.

Beragam potensi unggulan dari setiap kampung yang telah ditelusuri. Dodolan Kampung hingga sejauh ini melihat bahwa potensi kampung yang telah dikunjungi memiliki keanekaragaman yang menarik, namun sayangnya masih banyak potensi yang belum dieksplor secara maksimal. Bahkan ada yang belum mendapatkan pendampingan terutama dalam hal pemasaran dan administrasi pembukuan. Namun disaat yang bersamaan, inovasi dan kreativitas sudah mulai dilakukan oleh warga kampung.

Edy berharap untuk kedepannya agar dapat dibentuk sebuah road map berisi potensi kampung, branding yang hendak dibentuk, perencanaan, serta sumber daya yang terlibat sehingga dapat mempermudah pengembangan kampung.

Selain itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga ikut menyampaikan evaluasi program. Beliau menyampaikan bahwasanya jumlah koperasi yang ada di Kota Yogyakarta sudah cukup banyak, maka dari itu perhatian tidak lagi diarahkan kepada kuantitas koperasi, namun kualitas dari sumber daya nya.

“Jadi sekarang bukan soal banyak-banyakan koperasi yang penting, tapi bagaimana koperasi yang ada itu berkualitas, jadi anggotanya juga berkualitas” ujarnya.

Sedangkan untuk UKM, ia menyatakan bahwa masih banyak UKM yang masih berubah-ubah jenis usahanya, maka dari itu pihak pemerintah kota melakukan pendampingan data dalam upaya penguatan UKM yang ada di Kota Yogyakarta. Hal yang menjadi perhatian adalah masalah ketenagakerjaan terkait angka pengangguran yang pada tahun 2019 tercatat mencapai 3104 jiwa. Beliau menyatakan bahwa persaingan tenaga kerja lintas daerah, serta karakter para pencari kerja yang cenderung menginginkan hasil yang ‘instan’ menjadi penyebab munculnya masalah pengangguran.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, diadakan pelatihan keterampilan pada penganggur yang mana telah terbukti menjadi salah satu penyumbang terbesar bagi tumbuhnya wirausaha baru melalui data wirausaha tahun 2017 yakni 255 orang dan saat ini mencapai 525 orang pada tahun 2018.

Heroe Poerwadi, selaku Wakil Walikota Kota Yogyakarta menutup FGD dengan menyampaikan materi mengenai strategi penurunan angka kemiskinan. Beliau menekankan pada mindset indifikasi masalah secara rinci untuk dapat dibuat model dari program yang akan datang.

“Kalau kita tidak kreatif, kalau kita stagnan, cara berfikirnya copy paste, masalah tidak akan terselesaikan” tuturnya.

Beliau berharap bahwa perencanaan program kedepannya dapat sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga permasalahan dapat terselesaikan dengan solusi yang tepat pula. (Hes/Glo)