Sarat Makna, Tombak Kyai Wijoyo Mukti Gugah Semangat Aparatur Pemkot Kerja Lebih Baik

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menggelar Jamasan Pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti dan beberapa pusaka lainnya. Ritual Jamasan digelar di lapangan Balai Kota Yogyakarta, Kamis (19/9) pagi.

Dimpin langsung Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, momentum tersebut untuk mengingatkan kembali amanah Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada Pemkot untuk mensejahterakan masyarakat Yogyakarta.

Tombak pusaka dari Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Kyai Wijoyo Mukti yang diserahkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada pemerintahan kota (Walikota Yogyakarta – R. Widagdo) merupakan senjata yang dibuat pada tahun 1921 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubowono VIII.

Pada 7 Juni 2000 silam Pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti diserahkan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada Pemkot, bertepatan dengan hari jadi Pemkot ke-53.

Momentum Jamasan Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti pada tahun ini merupakan kali kedua bagi Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi untuk memimpin ritual jamasan. Prosesi jamasan ini dilakukan untuk memelihara benda pusaka agar tetap awet dan tidak rusak.

Prosesi Jamasan dilakukan setiap awal tahun dalam penanggalan jawa yakni bulan Suro. Pada prosesi ini, Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti yang disemayamkan di ruang kerja Walikota Yogyakarta dikeluarkan dan dikirab ke arah timur melalui pintu keluar Balaikota, melewati rumah dinas Walikota dan kembali masuk dari sisi timur menuju lapangan Balaikota. Kirab budaya tersebut diikuti sejumlah abdi dalem dan 18 kelurahan budaya serta dua rintisan kelurahan budaya.

Setiba di lapangan, Pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti diserahkan kepada Heroe Poerwadi untuk dilakukan jamasan. Heroe pun melakukanya dengan penuh penghayatan. Setelah semua prosesi selesai, Pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti menyerahkan kembali Pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti kepada para abdi dalem, untuk selanjutnya dikembalikan ke tempatnya semula di ruang kerja Walikota Yogyakarta dan disemayamkan.

Dalam kesempatan itu Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menerangkan, Tombak Wijaya Mukti itu sebenarnya mempunyai pesan agar Pemerintah Kota Yogyakarta ini bisa menjaga seluruh perangkat untuk bekerja dengan baik, untuk kesejahteraan, kemenangan, kejayaan dari warga Yogyakarta.

“Kalau kita ibaratkan sekarang, sebenarnya ini seperti surat perintah dari gubernur bahwa kepada pemerintah kota agar menjaga kewibawaan pemerintah kota dengan terus melakukan hal yang terbaik agar menjadi sejahtera dan makmur,” tandasnya.

Heroe menyebutkan jamasan dilakukan di bulan Suro atau di bulan Muharram, seperti halnya di tahun-tahun biasa setiap bulan Januari atau Desember membuat resolusi, membuat pernyataan.

“Kita melakukannya di bulan Suro karena ini lah awal tahun Jawa, awal tahun Islam, harapannya membersihkan dan bisa menjalani tahun baru ini dengan niat bersih, niat baik dan meningkatkan kinerja kita serta pencapaian kita, apa yang bisa harapan kita bisa terwujud,” imbuhnya. (Jenny Juwita, Harsacitta Lalita, Aufa Rohadatul ‘Aisyi)