Gelar Potensi Kampung Gendongkuning, Berbagai Potensi Disuguhkan

Memanfaatkan potensi yang ada di setiap wilayah, kampung Gedongkuning, Kelurahan Rejowinangun, Kotagede Yogyakarta sejak beberapa tahun terakhir berhasil mengembangkan usaha berbasis masyarakat sehingga mampu meningkatkan perekonomian warga sekitar.

Kampung yang terletak di sebelah timur Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta ini sebenarnya tak jauh berbeda dari kampung pada umumnya. Terbagi dalam sebanyak 5 wilayah Rukun Warga (RW), sejak lama sejumlah warga masyarakat kampung tersebut sudah banyak memiliki berbagai bidang usaha mulai dari kerajianan, budidaya lele cendol, lorong sayur, hingga kuliner dan budidaya tanaman.

Berbagai macam potensi itulah yang kemudian dikembangkan, dengan memfokuskan jenis bidang usaha yang digeluti warga di masing-masing wilayah.

Berbagai macam usaha kerajinan tersebut dilakukan secara langsung oleh warga mulai dari bapak-bapak hingga ibu-ibu rumah tangga. Mereka mengumpulkan berbagai macam barang bekas untuk dibuat menjadi produk kerajinan yang bisa dimanfaatkan dan dijual.

Lurah Rejowinangun, Wulan Purwandari mengatakan jika di kampung tersebut setiap RW memiliki potensinya masing – masing, seperti di RW 01 potensi yang ditonjolkan yakni budidaya lele cendol dan lorong sayurnya, kemudian di RW 02 dan 03 potensi yang di unggulkan adalah seni budaya, sementara RW 04 dan 05 adalah kerajinan dari daur ulang sampah.

“Warga secara bersama-sama berusaha mengembangkan berbagai macam kerajinan dari berbagai bahan tak terpakai untuk kemudian dijual. Sebelumnya di wilayah kampung  tersebut, warga mengembangkan dengan membuat berbagai macam kerajinan lainnya, seperti gantungan kunci dari bahan tutup botol plastik air minum bekas” katanya saat ditemui pada acara gelar potensi kampung tersebut, Minggu (29/9/2019).

Hadir dalam acara tersebut, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Perwadi, usai meninjau setiap potensi di kampung tersebut, Ia mengatakan jika Pemerintah Kota Yogyakarta akan terus memetakan kondisi di setiap wilayah yang ditinjau berdasarkan aspek potensi maupun kekurangan yang dimiliki setiap kampung sehingga dapat ditentukan langkah yang tepat untuk mewujudkan kemajuan di setiap wilayah.

“Saya yakin, setiap kampung di Kota Yogyakarta memiliki potensi atau kelebihan dan pasti memiliki kekurangan. Potensi dan kekurangan ini harus dapat dipetakan secara pasti sehingga pemerintah bisa memahami kondisi di wilayah dan menentukan kebijakan yang tepat,” katanya.

Atas kondisi yang berbeda-beda di setiap kelurahan tersebut, Ia menyebut, ada kelurahan di Kota Yogyakarta yang sudah bisa berkembang dengan baik, tetapi ada pula yang belum bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk maju, serta ada juga kelurahan yang kemajuannya masih setengah-setengah.

Pemkot Yogya, lanjutnya, sudah memiliki beberapa program untuk mengoptimalkan potensi wilayah guna mewujudkan kelurahan yang maju dan masyarakat yang sejahtera yaitu melalui program Gandeng Gendong dan kemudian diperkuat dengan program Do It Kampung.

Melalui program tersebut, Wawali optimistis jika setiap potensi yang ada di kelurahan bisa dikembangkan secara optimal dengan memanfaatkan kerja sama dengan berbagai pihak seperti komunitas, kampus, hingga perusahaan.

Sedangkan melalui Do It Kampung, Heroe menyebut bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta akan memenuhi aturan lima persen penerimaan asli daerah (PAD) untuk dialokasikan ke kelurahan. Pemenuhan tersebut diupayakan dilakukan pada 2020.

Dana di kelurahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk tiga kepentingan utama yaitu pemenuhan kebutuhan dasar seperti pengentasan kemiskinan, kesehatan masyarakat, lansia dan balita, serta digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di wilayah dan dimanfaatkan untuk program pemberdayaan. (Han)