Cipto Diharjo: Selagi Masih Hidup, Saya Harus Berguna Untuk Masyarakat

Perlindungan masyarakat atau saat ini disebut Linmas sangat mempunyai peran penting dalam lingkungan masyarakat. Sebab dari dulu hingga sekarang tugas dan fungsi Linmas tidak berubah yakni membantu penanggulangan bencana, membantu keamanan, ketertiban dan keamanan serta membantu kegiatan sosial kemasyarakatan.

Salah satunya adalah Cipto Diharjo meski usianya sekarang menginjak 80 tahun, namun ia masih tetap setia mengabdi menjadi anggota Linmas di Kelurahan Karangwaru Yogyakarta. Saat ditemui belum lama ini, Ia menceritakan jika Ia mulai menjadi Linmas sejak tahun 1970.

Warga Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo Kota Yogya ini bahkan menjadi salah satu Linmas yang di segani oleh anggota Linmas yang lain.

Ia mengungkapkan menjadi seorang Linmas adalah sebuah pengabdian, sosok sederhana ini selalu melaksanakan setiap pekerjaan yang diperintahkan oleh pimpinanannya, karena menurutnya apa yang dilakukannya tersebut juga sebagai bentuk ibadah.

“Mengabdi sebagai anggota Linmas mungkin sudah jadi suratan takdir saya, apapun pekerjaannya asal dilaksanakan dengan ikhlas dan sabar, akan mendatangkan berkah, ini semua sudah merupakan kehendak Yang Maha Kuasa,” ucap kakek 3 Putra dan 2 Cucu ini.

Saat ditanya tentang perasaannya menjadi anggota Linmas, Ia mengatakan menjadi anggota Linmas adalah sebuah kebanggaan tersendiri baginya.

"Saya tetap akan menjadi Linmas sampai tua nanti. Hingga tenaga saya tak dibutuhkan lagi, seragam hijau lumut ini akan tetap menemani di sisa hidup saya." tandasnya.

Tidak jarang, Ia harus menghadapi tantangan yang beraneka ragam, yang sering membuat khawatir keluarganya. Ia mengungkapkan jika sudah banyak rekan seangkatannya sudah gantung seragam karena mereka merasa sudah tua.

Meski sudah tidak muda lagi, namun Ia tidak diperlakukan istimewa. Ia tetap sering mengikuti pelatihan yang sama seperti anggota Linmas lainnya yang didominasi oleh generasi dibawahnya.

“Meskipun ngos-ngosan, saya sangat senang mengikuti latihan ini. Bagi saya pribadi, latihan seperti ini memang perlu. Hal itu untuk berjaga-jaga atau waspada.” katanya.

Setiap hari Ia dan rekannya bertugas patroli, berkeliling kampung dengan sepeda kayuh. Mereka dibagi dalam 3 shift, yakni jam 07.00 hingga jam 15.00 WIB, pukul 15.00 WIB hingga 19.00 dan shift terakhir jam 19.00 hingga jam 07.00 WiB.

Ia bersukur di usia senjanya masih dapat menjadi seorang Linmas, menurutnya dengan masih tetap menjadi Linmas, Ia bisa berguna bagi orang lain. Baginya uang bukan segalanya. Ia justru berharap angota Linmas yang masih muda lebih terpacu, disiplin, dan bertanggung jawab pada tugas.

Diakuinya Linmas menjadi pekerjaan pokok baginya untuk menyambung hidup keluarga. Ia tak berharap penghargaan, hanya ingin dapat terus bertugas. “Nggak perlu penghargaan, saya hanya berharap diberikan kesehatan dan terus bisa menjalankan tugas,” tandasnya.

Ia pun berharap kedepan Linmas juga bisa di dominasi oleh para generasi muda. “Menjadi seorang linmas itu mulia karena dengan kita menjadi seorang Linmas, kita bisa banyak membatu banyak orang, jadi hidup kita bisa lebih berguna” ungkapnya. (Han)