Berburu Aneka Jajanan Telo di Kampung Purwodiningratan
Branding Purwodingratan sebagai kampung telo, tempe dan kopi terus digaungkan. Meski bukan penghasil telo maupun tempe, kampung Purwodiningratan optimis branding tersebut mampu dilakukan.
Dengan begitu, Purwodiningratan siap menjadi kampung jujugan bagi para pemburu makanan berbahan dasar telo, tempe maupun kopi. Tidak hanya eksis sebagai sentra oseng-oseng mercon saja, beragam olahan dari telo dan tempe nantinya bisa ditemukan di Purwodiningratan.
“Meski tidak punya sawah, kita tetap membranding Purwodiningratan sebagai kampung telo tempe dan kopi,” ucap Wakil Walikota Heroe Poerwadi saat membuka Festival Telo Tempe dan Kopi #3 di Purwodiningratan, Sabtu (19/10/2019).
Heroe tidak menampik, bahwa untuk membranding sebuah kampung tidak mudah, harus dilakukan secara konsisten dan memang membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
“Fokus mengolah tempe telo dan kopi ini harus terus dilakukan, selain publikasi memang harus benar-benar menjadi sentra yang menyediakan telo tempe kapan saja,” paparnya.
Selain itu ikon juga dinilai penting untuk mendongkrak nama Purwodinigratan sebagai kampung telo tempe dan kopi. Tanpa ikon ini, menurutnya branding akan lama.
“Kami mengapresiasi event ini, bahkan sudah yang ketiga tentu ini tidak mudah, semoga acara ini bisa terus berlangsung setiap tahun bahkan bisa lebih,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu juga, Ketua Panitia Festival Telo Tempe Kopi #3 Prima Hesta menerangkan, hingga saat ini sudah sekitar 170 pedagang yang ikut berjualan di acara tersebut.
“Tidak hanya dari Kota Yogyakarta saja, bahkan dari Kulon Progo Sleman dan Gunung Kidul,” terangnya.
Pihaknya berharap kegiatan tersebut bisa berjalan setiap tahun untuk mengenalkan Purwodinigratan sebagai sentra Telo Tempe dan Kopi. “Kami berharap acara ini bisa mempercepat branding kampung Telo (red),” imbuhnya.
Hingga saat ini masih ada sekitar 50 pengarajin Telo Tempe di Purwodiningratan, untuk melesatarikan hal itu, Prima menganggap penting untuk melakukan regenerasi untuk mempertahakannya.
“Karena rata-rata pengrajin di sini memang dari kalangan orang tua, kami berharap anak-anak muda bisa melanjutkan kemampuan tersebut,” kata Prima.
Festival Telo Tempe dan Kopi #3 digelar selama 2 hari, Sabtu-Minggu (19-20/10/2019) di kompleks SD Muhammadiyah 1 Purwodinigratan. Sederet kuliner dijajakan di sepanjang gang yang luasnya tidak lebih dari 2 meter tersebut.
Sejumlah makanan unik bisa ditemukan disini, mulai dari sate tempe jenang telo 16 rasa khas Kulonprogo, ada juga brownies telo. Selain itu, Rendang tempe khas Padang juga tidak luput dari pameran ini
Salah satu pengunjung Festival Telo, Tempe dan Kopi 3# Reni mengaku sudah jauh-jauh hari menunggu event tersebut. Bukan kali pertama bagi Reni, menurutnya festival tersebut sangat unik dimana tempatnya yang hanya di gang sempit namun penjualnya banyak.
"Unik tentunya, di gang seperti ini kita bisa dimanjakan dengan banyak varian makanan, harganya juga tidak mahal, apalagi rasanya malah lebih enak disini dibanding di tempat-tempat yang lebih mewah," tandasnya.