Kampung Sayur dan Kuliner Kelurahan Patehan, Agrowisata Baru di Kota Yogyakarta

Pemerintah Kota Yogyakarta tak henti-hentinya menyebar luaskan pencanangan kampung sayur di tiap kelurahan. Salah satunya di Kelurahan Patehan yang baru saja meresmikan Agrowisata Naga Asri sebagai Kampung Sayur dan Kuliner di wilayahnya, Minggu (20/10).

Ketua kelompok Tani Kencana Asih, Susilowati Priadi mengatakan, dari 15 RW di kelurahan Patehan, membentuk program kerja per RW. "Karena 15 RW itu tidak mudah, sehingga kita membuat kelompok tani per RW. Warga RW 2 sendiri mendapat program sayur dan kuliner," katanya.

Kuliner yang diutamakan oleh RW 15 ini adalah makanan khas Kraton Yogyakarta yakni manuk enom dan mento. Diharapkan dengan memperkenalkan makanan khas Kraton Yogyakarta ini, masyarakat dan milenial tidak asing dengan makanan tersebut.

Kesempatan ini diharapkan agar warga bisa ikut andil dalam melawan inflasi yang dimainkan oleh pasar. Acara ini sebagai peringatan HUT Kelompok Tani Kencana Asri ke-17 di Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta dan sekaligus meresmikan Agrowisata Naga Asri ini sebagai Wisata Kampung Sayur dan Kuliner.

Peresmian ini dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, ia mengatakan bahwa kampung sayur di Kota Yogyakarta terus dilestarikan di seluruh wilayah yang ada di Kota Yogyakarta. “ Kampung sayur di Yogyakarta saat ini jumlahnya sudah 73 kelompok tani, dan sebanyak 45 kelurahan,” katanya.

Kesempatan ini juga dirasakan oleh Wakil Walikota Yogyakarta dengan ikut andil dalam panen bersama warga yakni panen sayur-sayuran seperti pare, kembang kol, kangkung dan cabai. Tanaman sayur dan kuliner ini merupakan program Pemerintah untuk menjadikan kota tetap hijau nan asri. Selain itu membuat udara jauh lebih sejuk. 

"Ini bagian dari program lingkungan menghijaukan kota. Juga bisa membuat udara kota agar jauh lebih sejuk dan menjadi bagian dari ketahanan pangan. Masyarakat tidak melulu bergantung pada pasar. Jadi kita tidak bisa dimainkan oleh pasar," tambahnya.

Kegiatan ini juga untuk warga agar bisa saling barter (bertukar) hasil tanaman yang dimiliki masing-masing rumah saat datang masa panen. Program ini memberikan suasana guyup antar warga.

Kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi warga lainnya untuk berbondong-bondong membuat kampung sayur dan kuliner, agar wisatawan yang hendak datang ke Kota Yogyakarta memiliki kenangan dan kesan bahwa Yogyakarta tidak hanya seni, budaya saja namun memiliki wisata kampung sayur dan kuliner. (Hes)