L-OTA Kota Yogya Salurkan Bantuan Pendidikan

Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Sosial Kota Yogya kembali menyalurkan bantuan dari Lembaga Orang Tua Asuh (L-OTA). Bantuan itu diberikan kepada siswa dari jenjang SD hingga SMA/SMK di Kota Yogyakarta yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Kepala Dinas Sosial Kota Yogya, Agus Sudrajat mengatakan, 111 siswa yang memperoleh bantuan LOTA DIY tersebut terdiri atas 81 SD, 25 siswa SMP dan 5 siswa SMK.

"Siswa SD akan memperoleh bantuan Rp 240 ribu/siswa, siswa SMP memperoleh Rp 360 ribu/siswa dan SMK memperoleh Rp 480 ribu/siswa," ujarnya.

Menurutnya, bantuan tersebut merupakan bentuk dari pengejewantahan spirit Segoro Amarto dalam memantapkan predikat Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan.

"Kota Yogya dikenal sebagai kota pendidikan sehingga diharapkan semua anak-anak dapat bersekolah, minimal bisa menyelesaikan hingga tingkat SMA atau wajib belajar sembilan tahun. Jangan sampai ada siswa di Yogya yang putus sekolah sebelum SMA," ujarnya.

Menurutnya, predikat Kota Pendidikan di satu sisi merupakan kebanggan, namun di sisi lain hal ini memberikan tanggung jawab bagi pemerintah karena tidak semua anak memilik kesempatan yang sama karena ketidakmampuan secara ekonomi sehingga diperlukan sense of crisis semua pihak untu secara sadar mau bekerjasama mempersiapkan masa depan anak-anak melalui perluasan kesempatan bersekolah.

Bantuan tersebut merupakan hasil tali asih dari PT Sari Husada, Pamella Supermarket dan perorangan. "Bantuan ini kami arahkan agar digunakan sebagai penunjang pendidikan. Seperti untuk membeli buku, tas atau sepatu” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua LOTA Kota Yogya, Tri Kirana Muslidatun sangat mengapresiasi penyerahan bantuan tersebut. Ia mengatakan, kepedulian pihak swasta maupun perseorangan di bidang pendidikan masih tetap dibutuhkan. Hal ini supaya siswa dari keluarga miskin tidak sampai memilih putus sekolah hanya karena terkendala biaya.

Ia pun berharap, semoga ke depannya semakin banyak pengusaha yang turut serta. Lebih Lanjut, Istri Walikota tersebut meminta agar penerima bantuan benar-benar memanfaatkan bantuan tersebut sebaik-baiknya untuk mendukung kegiatan belajar.

“Pokoknya bantuan ini harus digunakan untuk keperluan sekolah, misalnya untuk beli seragam, sepatu, tas, atau alat tulis, nggak boleh buat beli HP atau game, sampaikan juga ke orangtua untuk tidak menggunakan uangnya untuk hal lain” ujarnya.

Ia pun meminta kepada orangtua untuk terus mengawal pendidikan anaknya tanpa harus terlalu banyak membebani dan menuntut mereka. “Pokoknya anak harus bisa terus bersekolah dan menuntut ilmu setinggi mungkin. Setelahnya, pasti ada jalan," katanya. (Han).