Lomba Jemparingan Kian Diminati Generasi Muda

Dalam rangka memperingati HUT TNI dan HUT Ke-263 Kota Yogyakarta Tahun 2019, Pemerintah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Korem 072/Pamungkas menyelenggarakan Lomba Jemparingan. Lomba tersebut digelar di Lapangan Panahan, Jalan Kenari, Kota Yogya, Minggu (27/10/2019).

Kepala Staf Korem (Kasrem) 072 Pamungkas Kolonel Kav Puji Setiono yang hadir mewakili Danrem memandang positif kegiatan memanah tradisional ini. Kegiatan lomba jemparingan ini bertujuan untuk melestarikan budaya, karena tradisi Jemparingan telah ada sejak zaman kerajaan ratusan tahun silam. 

"Dahulu tradisi jemparingan hanya dimainkan oleh para bangsawan kerajaan dan juga keluarganya. Raja Kerajaan Mataram pun menjadikan permainan ini sebuah perlombaan wajib di wilayah kerajaan kala itu," ujarnya di lokasi. 

Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai dimainkan oleh rakyat biasa sebagai bagian dari hiburan dan juga pelestarian budaya yang sangat berharga.

Ia berharap agar melalui kegiatan ini, para peserta, terutama generasi muda dapat memetik pelajaran dari perlombaan jemparingan yang mengandung banyak makna, dan filosofi ini sehingga mampu melestarikan kebudayaan yang kita miliki

Hal senada dikatakan Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menurutnya, jiwa sportifitas dan kemampuan para atlet jemparingan berhubungan langsung dengan kemampuan untuk membela bangsa dan membela budaya kita.

Lomba Jemparingan ini, katanya, sangat positif karena ini berhubungan dengan sikap kemampuan seorang kesatria memanah.

“Kemampuan ini harus tetap dilestarikan dan alat panah ini tradisional tapi juga efektif, suatu saat juga ini bisa menjadi senjata pamungkas, artinya kemampuan-kemampuan ini harus kita tingkatkan. untuk itulah Pemerintah kota dan korem memandang positif lomba ini guna mewarisi nilai-nilai budaya bangsa untuk kemampuan bela negara warga masyarakat Yogyakarta,” ujarnya.

Jemparingan, lanjutnya, juga sangat unik karena menggunakan senjata panah tradisional yang dominan menggunakan perasaan dalam membidik sasaran,

“Artinya apabila membidik dengan perasaan itu kalibernya sudah tingkat tinggi, perasaannya sudah menyatu dengan alat yang mereka miliki ini filosofinya tinggi sekali dan kemampuannya sudah paripurna, karena dengan perasaan saja mereka dapat membidik sasaran dengan tepat,” ungkapnya.

Dalam perlombaan ini diikuti 350 pemanah yang terbagi dalam dua kategori, yakni kategori pelajar dan kategori umum. (Han)