Yogyakarta Kembangkan Pertanian Perkotaan dengan Konsep Kampung Sayur

Keterbatasan lahan pertanian di Kota Yogyakarta tidak menjadi alasan untuk berhenti bercocok tanam, taman sayur atau kampung sayur dengan motode landscape menjadi salah satu solusi ampuh mengatasi keterbatasan lahan tersebut.

Seperti diketahui, belakangan ini warga Kota Yogyakarta tengah gencar membentuk lorong sayur dengan beragam tanaman di tiap kelurahan.

“Gelar pertanian ini menjadi bukti bahwa Yogyakarta memiliki potensi pertanian kota yang cukup besar,” ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat meninjau Gelar Potensi Pertanian dan Festival Satwa 2019 di Balaikota, Minggu (27/10/2019).

Berbeda dengan konsep pertanian di Kabupaten dengan ketersedian lahan yang luas, menurutnya konsep pertanian di Kota dengan lahan yang terbatas tidak mengejar produktivitas.

“Kalau pertanian di Kota yang penting hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, arahnya agar pertanian itu bisa membuat lingkungan lebih hijau, nyaman dan warganya bisa lebih guyup lagi,” paparnya.

Untuk mewujudkan itu, masih kata Heroe, harus dibentuk kelompok-kelompok tani besar yang nantinya kelompok itu bisa saling berkontribusi dengan tukar menukar kebutuhan.

“Dari sini nanti bisa kita petakan, ada kelompok yang khusus memproduksi bibit, penjualan pohon,” imbuhnya.

Heroe menilai sayuran yang dihasilkan dari kelompok-kelompok sayur itu sudah layak jual di pasaran. Bahkan di Mantrijeron ada yang sudah membuat model green house untuk mendukung produktifitas tanaman.

Disisi lain, Heroe menyebut konsep kampung sayur ternyata terbukti mampu mendorong warga untuk lebih guyup atau rukun. Dengan begitu warga semakin solid dalam mengembangkan kampngnya.

“Lorong sayur bisa menyatukan masyarakat dan jika ada banyak warga yang berkumpul bersama, tentunya ide-ide kreatif untuk pengembangan pertanian ataupun pembangunan Yogyakarta akan muncul,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto menyampaikan, konsep lorong sayur sudah diterapkan di 45 kelurahan.

“Beragam tanaman ada, mulai dari kangkung, seledri, kubis, cabai hingga lobak, ada juga yang mengembangkan tanaman buah seperti jambu, stroberi, delima dan jeruk,” paparnya.

Sugeng berharap dengan konsep tersebut ketersediaan pangan di Kota Yogyakarta tercukupi. Namun selain bisa memenuhi kebutuhan warga, konsep pengembangan pertanian di kota ini juga bisa menambah penghasilan warga.

Dalam rangka memperingati hari jadi Kota Yogyakarta ke-263 tahun, Pemkot melalui Dinas Pertanian dan Pangan mengadakan Gelar Potensi Pertanian dan Festival Fauna Nusantara.

Berlangsung selama 3 hari (25-27 Oktober 2019), acara tahunan itu memamerkan segala hasil produk kelompok tani yang mewakili masing-masing kecamatan di Kota Yogyakarta. Sedikitnya 50 stand meramaikan acara tersebut.

Beragam jenis tanaman sayuran, bunga, hingga olahan unggulan wilayah seperti kopi, jamur hingga herbal ditampilkan. Selain itu, ada juga kontes dan beragam perlombaan.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, gelar pertanian tahun ini juga diramaikan denan Festival Fauna, dengan melibatkan sejumlah komunitas satwa, seperti reptil, kucing hingga ikan hias.