Bappeda Kota adakan lomba inovasi daerah

Bappeda Kota Yogyakarta dalam upaya menggairahkan dan mendorong munculnya inovasi daerah, bekerjasama dengan Lembaga Administrasi Negara/LAN, dan Civil Service College, CSC, serta Temasek Foundation Singapura. menyelenggarakan Seminar Penumbuhan Ide Inovasi Berbasis Design Thinking pada pada 4 – 6 November 2019 di Balaikota. Seminar dibuka Senin Pagi, 4/11 di ruang Bima, Balaikota Yogyakarta oleh Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Hari Karyawan

Dalam sambutannya Hari Karyawan menjelaskan bahwa di tahun 2019 terdapat 94 inovasi di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Inovasi tersebut telah didaftarkan di  aplikasi Kementrian Dalam Negeri, dan telah pula dievaluasi oleh Tim Independen.

Tiga dari 94 inovasi tersebut, telah mendapatkan nilai terbaik, yaitu Smart e-Retribusi Berbasis Quick Response Code dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, e-SPTPD : Lapor Pajak Daerah Lebih Mudah, Cepat dan Aman dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset  Daerah, dan Si Kesi Gemes (Sistem Penguatan Kelurahan Siaga dalam Rangka Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Selain itu kami juga menjaring inovasi dari masyarakat, melalui penyelenggaraan Seleksi Anugerah Inovasi dan Penelitian untuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat. Sesuai PP 38 th 2017.

Tim penilai ada tujuh orang (independen) yang pagi ini diwakili  2 orang yakni , Bapak Hanitianto Joedo dari Rumah Kreatif Jogja dan Bapak Zainal dari komunitas peneliti Sagasitas Community.

Alhamdulillah dari seleksi Anugerah Inovasi dan Penelitian diatas kami telah memperoleh  6 inovasi terbaik, imbuh Hari Karyawan

Sementara dalam paparannya, Mr Roger Tan dari Civil Service College, Singapura menuturkan bagaimana proses Transformasi di Singapura berlangsung, bagaimana kiat-kiat yang dilakukan dan berharap dari seminar ini akan bisa saling bertukar ide dan pengalaman dalam menghadapi tantangan globalisasi ini.

Ada empat tantangan yang muncul di era global ini, yakni : hilangnya kepercayaan pada politisi dan lembaga publik, kemnajuan teknologi digital dan robotik, meningkatnya harapan masyarakat dalam menerima pelayanan publik, Kemampuan pelayanan publik mampu merespon perubahan yang begitu cepat.

Seperti halnya Pemerintah Kota Yogyakarta yang memiliki Jogja Smart Service/JSS kami juga memiliki inovasi pelayanan publik semacam JSS. Hal ini sebagai bentuk upaya kami dalam mengantisipasi adanya tantangan tersebut diatas.

Ada tiga langkah yang kami lakukan, yakni ; mempertahankan kepercayaan publik  melalui Pemerintahan yang bersih, pelayanan publik yang peduli/empati dan memenuhi harapan masyarakat serta SDM yang memiliki kapasitas, selanjutnya adalah melakukan digitalisasi data tunggal pelayanan publik yang memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi, menerima layanan publik dengan cepat, murah, efektif dan efisien serta mempersiapkan masyarakat melalui pelatihan agar bisa memanfaatkan digitalisasi tersebut.

Terakhir adalah Penguatan kapasitas organisasi dan sumberdaya manusia, organsiasi yang kuat dan hebat tetap memerlukan manusia untuk mengoperasionalkannya, oleh karena itu perlu adanya peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, pemberian gaji yang memadai, dan budaya inovasi dalam pelayan publik. Kami punya motto “Think Big, Start Small, Act fast”, ungkap Roger.

Dalam kesempatan tersebut  Tan Hong Wee dari Civil Service College, Singapura yang menjadi narasumber dalam seminar menuturkan bahwa kemampuan berfikir merupakan kemampuan untuk menganalisis, dengan cara membahas semua komponen permasalahannya hingga yang terkecil.

Terdapat tiga tipe tentang kemampuan berfikir/Thiking Skills yaitu. Holistic Thiking, Analitycal Thinking dan Creative Thinking. Meski demikian kebanyakan manusia cenderung lebih banyak menggunakan Analitycal Thinking dan kita hanya melihat apa yang dapat terlihat  dibandingkan dengan Holistic Thinking dan Creative Thinking.

Perkembangan dan perubahan membawa kita untuk merubah mindset yang semula berorientasi pada produk, kini  berubah berorientasi pada pengguna/user. Dalam menata perubahan tersebut diperlukan  creative thinking atau melakukan kreasi inovasi pemikiran dalam penyelesaian masalah.

Harapannya dari proses creative thinking  ini akan melahirkan inovasi dalam pelayan publik, inovasi dalam penyelesaian masalah dan inovasi dalam program kerja, . imbuh Hong Wee. (ant)