Memasuki Musim Penghujan, Pemkot Gelar Apel Siaga Bencana

Dalam rangka memperingati Pekan Pengurangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta mengadakan Apel Siaga Bencana bersama 115 Kampung Tanggap Bencana (KTB) serta elemen kebencanaan lain yang tersebar di wilayah Kota Yogyakarta pada Minggu (10/11/2019).

Kepala BPBD Kota Yogya, Hari Wahyudi menjelaskan, Apel Siaga Bencana merupakan bagian dari rangkaian Pekan Pengurangan Bencana.

"Dalam apel ini kita mengundang semua KTB, semua elemen kebencanaan yang ada di Kota Yogya, termasuk relawan," ungkapnya.

Menurutnya, mengingatkan masyarakat akan adanya potensi bencana harus terus dilakukan, dimana untuk Kota Yogyakarta sendiri juga berpotensi mengalami bencana seperti angin puting beliung, banjir, tanah longsor, gempa.

"Potensi hampir semuanya terjadi, kecuali mungkin tsunami, ya karena ketinggian kita dan juga jaraknya terlalu jauh. Namun, apapun bencana yang ada yang harus dilakukan adalah bagaimana masyarakat mengantisipasi, siap siaga, dan mengetahui ciri-cirinya," terangnya.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya sedang konsen untuk menyisir kampung yang ada di pinggir sungai, dimana hampir setiap tahun banjir terjadi di kampung yang berdekatan dengan sungai.

"Banjir hampir setiap tahun terjadi di sungai, sehingga kita berusaha menyisir kampung yang berada di pinggir sungai agar bisa ber-KTB. Kita berharap masyarakat untuk siap siaga dan menjaga alam. Sesuai dengan temanya, kita jaga alam, alam menjaga kita," ungkapnya.

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang pada kesempatan tersebut menjadi inspektur apel, menyatakan mendukung penuh atas diselenggarakannya acara tersebut dan Ia berharap sinergi antara Pemerintah Kota dan masyarakat dalam penanggulangan bencana di Kota Yogya dapat terus ditingkatkan.

"Dengan begitu upaya mitigasi bencana di Kota Yogya dapat dilakukan secara efektif dan dapat menekan risiko jatuhnya korban ketika terjadi bencana," katanya.

Menurutnya, warga Kota Yogya harus siap menghadapi bencana, salah satunya dengan meningkatkan kinerja dan ketrampilan para relawan.

Ia mengatakan, dalam proses kesiapsiagaan bencana, petugas dari semua elemen harus berada di depan sebelum bencana datang.

"Ini yang harus kita tekankan untuk meminimalisir dampak yang akan terjadi," ujarnya.

Ia menjelaskan ada tiga hal yang harus dilakukan dalam mitigasi bencana. Pertama, segera mempersiapkan, mengingatkan kembali meski sebetulnya sudah sadar ada kemungkinan terjadi bencana.

Kedua, petugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan bencana, langkah dilakukan serta cara mengevakuasi. Ketiga, petugas harus tahu penanganan saat bencana terjadi.

"Jangan sampai kita tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tiga hal inilah yang harus kita lakukan sebelum bencana datang," paparnya.

Menurut Wawali, ada tiga sungai yang membelah Kota Yogyakarta. Ketiganya berpeluang terjadi banjir. Jika wilayah utara atau lereng Merapi hujan, maka warga harus waspada karena banjir berpeluang terjadi.

"Warga bantaran sungai harus waspada, terus melakukan pemantauan," tegasnya. (Han)