Wakil Walikota Yogyakarta membuka  Nurul Huda Islamic Fair 2019

Masjid Nurul Huda, Kampung Purbayan menggelar Nurul Huda Islamic Fair 2019 pada tanggal 9 – 17 November 2019 dan Workshop serta aneka lomba. Ketua Panitia Muhammad Syawaludin dalam laporannya mengutarakan, Fair yang kami lakukan dengan melibatkan potensi UMKM yang ada di Kotagede dan sekitarnya, kami mendorong para pelaku UMKM bisa mempromosikan hasil produknya baik itu kuliner dan produk olahan pangan, busana/fasyen dan kerajinan.

Selain Fair kami juga mengadakan berbagai lomba baik keagamaan seperti : lomba adzan, hafalan surat Al Qur’an, juga ada lomba panahan tradisional atau jemparingan. Jemparingan untuk kategori pemula diikuti oleh 48 orang peserta.

Dalam Workshop dengan narasumber Ustadz Syathori Abdurrauf, Kang Bambang Gami, Kak Bimo, Coach Wulan, Mas Auf, Hanum Salsabila, Yoyok Rubiantono dan Rendi Saputra, papar Muhamamda S.

Sementara Ketua Takmir Masjid Nurul Huda, Muhammad Bachron menjelaskan, bahwa kami memiliki potensi anak muda yang luar biasa, mereka akrab dengan IT, trampil dan berkemauan kuat untuk maju. Kami berkeyakinan bahwa aktifitas Masjid yang didorong oleh anak-anak muda tersebut akan mampu menjadikan Masjid Nurul Huda sebagai salah satu icon Masjid di Yogyakarta yang bergerak dalam kegiatan kemaslahatan umat.

Nurul Huda Islamic Fair 2019 dibuka oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi pada Sabtu pagi, 9/11 di Masjid Nurul Huda. Dalam sambutannya, Heroe menyampaikan kemajuan teknologi IT yang ditandai dengan hadirnya Web 4.0 telah merubah paradigma bisnis di dunia. Semula orang membuka usaha dengan membuka tempat usaha baik itu berupa toko atau warung, namun sekarang sudah tidak lagi. Para pelaku usaha sekarang membuka toko/warung di dunia maya atau yang kita kenal dengan market place. Semua produk yang kita jual dipromosikan dalam market place sehingga kita bisa berhemat dalam promosi produk.

Melihat fenomena itu apakah pelaku usaha yang ikut dalam Nurul Huda Islamic Fair 2019 sudah melakukan digitalisasi usaha dan tergabung dalam market place? Tahun lalu belanja kuliner di Kota Yogyakarta dapat menembus angka 30 milyar melalui salah satu market place. Yang menarik adalah adanya pedagang salad buah yang memiliki usaha didalam gang sempit namun sehari-hari bisa memili omzet sekitar 1 juta rupiah.

Kami berharap anak muda yang produktif ini bisa menjadi agen perubahan dan menjembatani para pelaku usaha di Purbayan untuk masuk dalam digitalisasi usaha agar mampu meningkatkan omzet penjualannya dan naik pendapatannya. Dengan naiknya pendapatan keluarga maka akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan dan berkurangnya kemiskinan di Kota Yogyakarta.

Selain itu bangunlah icon tentang Nurul Huda Islamic Fair, agar orang tahu dan mudah mendapatkan informasi kegiatan serta apa yang menjadi cirri khasnya. Dengan icon yang kuat maka akan terbangun brand image kegiatan, imbuh Heroe.

Sementara dalam kesempatan terpisah Lurah Purbayan, Ari Suryani mengutarakan bahwa kegiatan Nurul Huda Islamic Fair 2019, merupakan agenda rutin setiap bulan Maulud sekaligus memperingati Maulud Nabi besar Muhammad SAW. Pelopor dan pelaksana kegiatan adalah Remaja Masjid yang didukung penuh oleh takmir Masjid.

Setelah menyampaikan sambutan Heroe Poerwadi membuka Nurul Huda Islamic Fair 2019 dengan memukul gong dilanjutkan dengan mengunjungi stand Fair. Setelah berkeliling stand Heroe berjalan menuju arena lomba panahan tradisional/jemparingan tingkat pemula. Disitu Heroe membuka lomba dengan memanah balon yang diletakkan di papan sasaran. (ant)