Yogyakarta Pertajam Rencana Aksi Penanggulangan Penyakit Tidak Menuluar

 

Pemerntah Kota Yogakarta terus memaksimalkan upaya penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM), dengan menggandeng seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melaksanakan Rencana Aksi Daerah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia Kisworini mengaku masih banyak penyakit tidak menular di Kota Yogyakarta, dari 7 ada 10 yang menderita penyakit tidak menular dan menyebabkan kematian.

“Penyakit tidak menular saat ini dianggap penting, kronis rutin pengobatan, butuh waktu lama, biaya tinggi. Perilaku yang kurang sehat, beberapa penyebab kematian 7 dari 10 orang menderita kardiovaskuler atau penyakit jantung, stroke, kangker,ini merupakan penyakit tidak menular, ”ucapnya.

Ia mengaku menghadapi tantangan berat terkait program ini. Mengingat, Pemkot harus melakukan pendataan jumlah penderita PTM secara keseluruhan. Padahal, hingga kini belum ada data yang pasti terkait jumlah mereka.

Untuk itulah dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Pengendalian Penyakit Tidak Menular ini, Dinas Kesehatan memaksimalkan peran setiap OPD untuk turut memberikan peran untuk mengatasi hal tersebut.

“Peran bisa disesuakan dengan penugasan OPD, Dinas Lingkungan Hidup bisa memberian ruang terbuka hijau agar masyarakat gemar melakukan olaharga,” paparnya.

Dinas Pariwisata dan Dinas Perhubungan terus melakukan program car free day supaya saat hari libur masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk berolahraga.

“Karena pola hdup yang sehat termasuk olahraga cukup bisa menjadi faktor untuk menanggulangi PTM ini,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Iva Kusdyarini menerangkan RAD tersebut disusun untuk jangka waktu 2020 hingga 2024.

“Tentu kita memiliki target yang ingin dicapai pada tahun 2024 nanti,” paparnya.

Pihaknya mengaku masih ada sejumlah penyakit tidak menular yang angkanya tidak sedikit, di Kota Yogyakarta PTM tertinggi diantaranya adalah Jantung, Kanker, Asma, Stroke, Ginjal Kronis, Diabetes, dan Hipertensi.

“Dalam RAD ini kami sudah ada program deteksi dini gangguan pendengaran dan penglihatan sebagai upaya untuk penanganan lebih dini,” imbuhnya.

Dinas Kesehatan juga sudah menjalankan program Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), dengan program ini masyarakat yang berusia 15 hingga 59 tahun bisa melakukan cek kesehatan secara umum.

“Termasuk dalam RAD ini targetnya adalah masyaraat usia 15 tahun bisa melakukan deteksi dini faktor rsiko PTM, sementara untuk penderita hipertensi dan diabetes mendapatkan pengobatan secara rutin,” jelasnya. (Halim/Winta).