Sambut Hari Anti Kekerasaan, DPMPPA Gelar Lomba Fragmen Anti Kekerasan Perempuan dan Anak

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) menggelar kampanye Anti Kekerasan dalam rangka Hari Anti Kekerasan yang diikuti seluruh Kecamatan se-Kota Yogyakarta melalui Pemerintah Kota Yogyakarta acara ini digelar di Gedung Bima Balaikota Yogyakarta, Kamis (28/11).

Hari anti kekerasan ini sekaligus untuk mengkampanyekan gerakan Three End.  Gerakan ini merupakan bentuk prioritas dari kementrian DPMPPA untuk mengakhiri tiga hal yaitu mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia, dan mengakhiri kesenjangan ekonomi.

Di Kota Yogyakarta, kasus kekerasan akhir-akhir ini menjadi sebuah kasus yang perlu disoroti. Terlebih kasus kekerasan pada perempuan dan anak. Kota Yogya sendiri, tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak cenderung meningkat. Pada tahun 2018 sebanyak 193 orang telah menjadi korban, yang terdiri dari 91% kasus kekerasan perempuan dan 20% pada kasus kekerasan anak,” ungkapnya.

Dalam sambutannya ketua FPKK kota Yogyakarta, Tri Kirana Muslidatun, mengatakan bahwa Pemerintah Kota Yogya mengaplikasikan pembangunan responsive gender cukup kuat. Hal ini bisa dilihat dari rencana strategis Pemerintah Kota Yogya yang menjelaskan secara ideal visi, misi, strategi, tujuan, dan capaian tentang keadilan dan kesetaraan.

Antusiasme masyarakat yang menyambut acara lomba ini dibuktikan dengan keikutsertaan masyarakat yang hadir. Terdapat 14 kecamatan yang turut serta dalam acara ini diantaranya yaitu Kecamatan Umbulharjo, Tegalrejo, Ngampilan, Kraton, dan masih banyak lagi.

Salah satu peserta lomba Ratna mengatakan, senang mengikuti lomba yang diadakan oleh DPMPPA, dengan lomba ini nantinya diharapkan masyarakat dapat belajar bahwa tidak semua masalah diselesaikan dengan tindakan kekerasan terlebih terhadap perempuan dan anak-anak. “Lomba ini sangat bagus dapat memberikan pelajaran pada masyarakat bahwa tidak selalu perempuan dan anak-anak adalah orang yang lemah,” katanya.

Diharapkan dengan diadakannya Lomba Fragmen Anti Kekerasan Perempuan dan Anak ini, dapat menghentikan budaya kekerasan yang ada di tengah masyarakat yang telah melekat pada laki-laki dan perempuan, begitu juga dengan kekerasan pada anak. Selain itu langkah ini juga membutuhkan sinergi dari berbagai komponen masyarakat untuk bergerak secara serentak dalam mengurangi tingkat kekerasan di Kota Yogyakarta. (Hes/Lev)