Tedak siten ajari anak membumi, mandiri dan tanggungjawab

Kelurahan Rintisan Budaya Cokrodiningratan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menggelar acara Tedak Siten pada Sabtu, 30/11 2019 di kediaman Bambang di RT 16 RW 04 Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta. Tedak siten dihadirti oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan, Camat, Lurah dan tokoh masyarakat Cokrodiniongratan.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta yang diwakili oleh Kasi Adat dan Tradisi, Tri Sotya Atmi menyampaikan bahwa kegiatan tedak siten adalah upaya dalam pelestarian tradisi  yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.

Adanya potensi yang dimiliki masyarakat dalam nguri-uri budaya kami dorong dan fasilitasi, agar tradisi dikenal dan dicintai oleh generasi penerus. Dengan harapan tradisi dapat bertahan dan menyesuaikan dengan tantangan jamannya, papar Tri.

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang hadir dalam tedak siten berucap bahwa tradisi tedak siten sarat dengan makna yang dikandung dalam filosofinya. Melalui tedak siten diharapkan orang tua sebagai pusat pendidikan anak, mampu mengajari dan mendamingi anak dalam proses tumbuh kembang di usia dini.

Melalui tedak siten anak belajar menginjak bumi dan melangkah, tradisi ini mengajarkan agar orang tua dalam mendidik anak hendaknya membumi, ajari anak kenyataan hidup yang baik atau yang buruk agar tashu dan bisa memilih dan membedakannya.

Dulu kita bermain bola secara langsung dilapangan, kadang kita bertabrakan satu sama lain yang memunculkan rasa sakit dan kemarahan, namun dengan sportifitas kita kembali berbaikan satu sama lain, karena kita sadar bahwa itu permaian semata. Berbeda dengan anak sekarang yang bermain bola melalui game on line dimana anak tidak mendapatkan suasana guyub rukun, keriuhan dalam permainan di lapangan. Dalam game digital  justru anak diajari menyakiti anak lain, semakin dapat menyakiti akan dapat nilai tinggi. Hal ini sercara tidak sadar kita didik anak untuk menyakiti orang lain tanpa belas kasihan.

Mensikapi hal itu, bagaimana kita mendidik agar anak-anak membumi dalam kenyataan bukan dalam khayalan sebagaimana dalam game digital.

Melalui tedak siten ini hendaknya dapat menjadi pepiling kita semua agar mendidik dan mendampingi anak dalam tumbuh kembang menjadi anak yang mandiri, bertanggungjawab dan cinta lingkungan, papar Heroe.

Sementara pasangan Susanto-Fitriyani orang tua dari Ivano dan Ivana yang melaksanakan tardisi tedak siten, mengaku bangga dapat memetri tradisi hadi luhung warisan dari leluhur. Ia berharap anak kembarnya kelak dapat menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tua, agama, bangsa dan negara serta bermanfaat bagi sesama.

Acara tedak siten diawali dengan sungkem pasangan Susanto-Fitriyani pada orang tuanya mohon doa restu agar rangkaian urut-urutan dalam pelaksanaan tedak siten dapat berjalan dengan baik dan kedua anaknya kelak menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tua, agama, bangsa dan negara serta bermanfaat bagi sesama.

Setelah sungkem dilanjutkan dengan kedua anak tersebut secara bergantian berjalan dituntun sang ayah melewati ketan, menaiki tangga tebu, dijunjung dan memilih mainan di dalam kurungan. Kemudian dilanjutkan dengan mandi banyu gege agar anak tumbuh kembang menjadi insan mulia.

Dalam mandi banyu gege, Heroe Poerwadi mendapat kesempatan untuk turut serta mendoakan dan memandikan Ivano. Pun demikian dengan dengan Dinas Kebudayaan, Camat dan  Lurah satu persatu mendoakan dan memandikan ivano dan ivana. (ant)