Wakil Walikota : PDT 2019 Asah ketrampilan dan cinta tanah air
Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Kota Yogyakarta bersama Kwarda DIY kembali menggelar pengembaraan Desember tradisional XLVIII pada 19 – 22 Desember 2019. Pengembaraan Desember Tradisional (PDT) yang diikuti oleh Pramuka Penegak dan Pandega di Yogyakarta dimulai dengan Start dari lapangan Karang Kotagede dan finish di halaman balaikota Yogyakarta.
Ketua Dewan Kerja PDT XLVIII 2019, Nadia Agnes Rashesa menjelaskan, peserta tahun ini sejumlah 378 orang yang tergabung dalam 25 sangga putra dan 23 sangga putri yang berasal dari 23 sekolah/SMA/SMK/MA. Kali ini peserta menyusuri route juang Sultan Agung, dengan route Lapangan Karang, Pleret, Imogiri, Bambanglipuro, Sewon dan Balaikota Yogyakarta.
Start dari Kotagede dikandung maksud sebagai cikal bakal dari kerajaan Mataram Islam dimana Panembahan Senopati bertahta, selanjutnya di Pleret dimana terdapat bekas Kraton yang dibangun Sultan Agung, kemudian kompleks makam Imogiri tempat raja-raja Mataram disemayamkan dan Bambanglipura terdapat petilasan watu gilang dimana Panembahan Senopati menerima wahyu kraton.
PDT yang ke 48 ini rutin dilakukan sebagai upaya untuk menanamkan jiwa patriotisme, menggalang persaudaraan, persahabatan dan melatih diri baik pengetahuan maupun ketrampilan. Dalam kegiatan ini ada 6 jenis lomba antara lain ; Asah trampil, karya tulis ilmiah, mendongeng, ketrampilan kepramukaan, video dokumentasi dan festivalo kesenian rakyat, imbuh Nadia.
Heroe Poerwadi, Wakil Walikota Yogyakarta sekaligus Kakwarcab Kota Yogyakarta dalam sambutan penutupan PDT XLVIII 2019 menyampaikan, apresiasi atas pelaksanaan PDT tahun ini dan berpesan bahwa mengikuti PDT ini jangan hanya dapat capeknya saja namun hikmah apa yang diperoleh dalam menyusuri route. Hikmah bisa berupa untaian pengetahuan dimana dari route ini ada rangkaian sejarah yang bisa dipelajari dan diteladani. Melalui sejarah kita bisa mengambil nilai-nilai luhur, semangat juang dan rasa cinta pada tanah air dan bangsa.
Sultan Agung telah menorehkan sejarah dalam memerangi penjajahan VOC pada saat itu dan mewariskan aneka budaya luhur yang masih kita pertahankan hingga saat ini. Dari beliau kita bisa belajar banyak hal, seperti nilai-nilai luhur dalam membangun karakter kebangsaan, membangun kebersamaan dalam berbangsa, membangun persatuan dan kesatuan, dan aneka seni tradisi yang menjadi karya beliau.
Lebih lanjut Heroe berujar bahwa PDT ini juga merupakan wahana penanaman karakter dimana didalamnya terdapat aneka lomba yang dilakukan dalam bentuk kelompok. Melalui lomba kelompok akan terjalin kerjasama dimana dalam satu kelompok harus kompak, saling bantu dan saling kerjasama, Itulah karakter yang ada dalam kehidupan kita berupa gotong royong, guyub, rukun.
Sementara dalam kesempatan tersebut Mabicab Kota Yogyakarta, Edy menuturklan bahwa PDT ini merupakan ajang penanaman cinta tanah air dan bangsa yang dilakukan rutin setiap tahun. Untuk tahun ini peserta meningkat dibanding tahun lalu, bahkan diikuti oleh perintis PDT pertama kali (48 tahun yang lalu), yakni kak Bambang.Meski diusianya yang sudah sepuh (65 th) namun tetap semangat dalam mengikuti dan berada di garis depan guna memberi contoh pada adik-adiknya.
Dalam upacara penutupan PDT XLVIII 2019 Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyerahkan trophy kejuaran dari berbagai lomba yang diselenggarakan dan untuk tahun ini juara umum Putra diraih oleh SMAN 8 Yogyakarta dan juara umum Putri diraih oleh SMAN 6 Yogyakarta. (ant)