PBTY Resmi dibuka, Warga Jogja Padati Titik Nol

Pekan Budaya Tionghoa atau PBTY ke-15 telah dimulai. Event untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2571 ini, resmi dibuka pada Minggu petang, 2 Februari 2020. Dalam pembukaan tersebut  disuguhkan berbagai macam atraksi, khususnya barongsai dan naga.

Ribuan warga dengan antusias memadati kawasan Malioboro untuk melihat pertunjukan liong, selain liong, sejumlah pertunjukan juga ditampilkan seperti wushu, drumband dan sejumlah tarian dari berbagai daerah.

Ketua umum PBTY, Tri Kirana Muslidatun mengungkapkan, PBTY yang digelar setiap tahun ini merupakan rangkaian perayaan Imlek terpanjang di Indonesia. Karenanya diharapkan dapat meningkatkan citra pariwisata DIY.

“Dalam merayakan Tahun Baru Imlek 2571 tersebut, tema yang diangkat adalah The Cultural Colours of Wonderful Indonesia” jelasnya.

Untuk itu, lanjutnya, dalam pembukaan ini tidak hanya budaya Tionghoa saja, tetapi juga budaya nusantara.

Tri Kirana menjelaskan jika PBTY adalah acara tahunan yang memungkinkan masyarakat untuk lebih mengenal akulturasi seni budaya. “Tahun ini tidak hanya seni budaya Tionghoa saja,tetapi Indonesia. Bahkan 75 persen adalah budaya nusantara," jelas istri Walikota itu.

Melalui tema tersebut, Jogja Chinese Art and Culture Center ingin menunjukkan warna-warni budaya dalam keindahan Indonesia.

Setelah pembukaan PBTY ini akan ada banyak kegiatan yang dilaksanakan di Kampung Ketandan, seperti lomba karaoke Mandarin kategori remaja dan dewasa, bazaar makanan hingga pernak-pernik, panggung hiburan, dan tentunya pertunjukan Wayang Potehi.

Kegiatan yang diikuti 14 paguyuban Tionghoa ini menampilkan beragam acara, baik pertunjukan, bazar kuliner maupun pameran. Digelar selama sepekan hingga 8 Februari 2020, kegiatan yang sudah ke-15 kalinya tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah.

"Tujuan kegiatan ini juga untuk mengedukasi masyarakat tentang budaya Tionghoa. Juga membangun toleransi di Yogyakarta, sehingga benar-benar menjadi city of tolerance," lanjutnya.

Sementara itu, Sri Paduka Pakualam X saat membacakan sambutan Sri Sultan Hamengku Buwono X menambahkan PBTY memiliki nilai strategis dalam mendukung upaya pembangunan di DIY, terutama di bidang kemasyarakatan dan budaya, serta bidang perekonomian dan pariwisata.

Ia berharap dengan perayaan PBTY dapat memberi dampak pada perekonomian masyarakat, sehingga dapat mengurangi kesenjangan ekonomi di DIY.

“Dengan PBTY juga diharapkan dapat merekatkan persaudaraan," ujarnya. (Han)