Atasi Persoalan Sampah Rumah Tangga, Wawali Ajak Masyarakat Lebih Aktif Mengolah Sampah

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya bersama Bank Indonesia serta Paguyuban Bank Sampah DIY meluncurkan Bank Sampah Jogja Heboh dan Gerakan Malioboro Resik lan Ijo (Bersih dan Hijau), di Kawasan Malioboro yang bertepatan dengan momen Selasa Wage dimana kendaraan bermotor dilarang melintas di area Malioboro.

Pada momen tersebut, di sepanjang pelataran toko mulai dari depan Batik Margaria ke utara sampai simpang Pajeksan sejumlah kelompok bank sampah sibuk memraktekkan pengolahan sampah menjadi bermacam kerajinan. Para pengunjung Malioboro pun banyak berkerumun di situ melihat bagaimana proses pembuatan kerajinan.

Panitia dari Paguyuban Bank Sampah DIY, Istadji Subekti menyebutkan, salah satu cara untuk mengurangi produksi sampah adalah dengan mendaur ulang menjadi benda lain yang bermanfaat. Mulai dari dompet, tas, dan lain sebagainya.

“Untuk itu para paguyuban Bank Sampah DIY memberikan pelatihan kepada warga untuk memproduksi benda lain dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan baku” jelasnya di lokasi, Selasa (18/2/2020).

Pada kesempatan tersebut, ada 56 jenis sampah yang didaur ulang. Pihaknya juga memberikan kesempatan kepada para pengunjung untuk mengikuti pelatihan pengolahan sampah tersebut secara gratis, selama acara berlangsung.

Pelatihan ini bebas diikuti pengunjung Malioboro secara gratis. Untuk memasifkan kampanye pengelolaan sampah, Iapun berencana akan menggelar pelatihan serupa di tempat dan waktu berbeda.

"Kalau ada yang berminat di luar ini, bisa menghubungi sekretariat, kami akan siapkan trainernya," kata dia.

Acara tersebut, lanjut Istadji, sekaligus digelar guna memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Ia mengajak masyarakat untuk mulai lebih peduli pada sampahnya dan melakukan pengelolaan sampah mandiri atau melalui bank sampah.

Pengelolaan ini katanya, berperan penting untuk membantu pemerintah dalam mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir.

Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi juga menyampaikan bahwa terjadinya genangan-genangan air di sejumlah titik saat hujan lebat, salah satunya karena saluran air tersumbat oleh sampah.

“Musuh kita masa depan, yang ada di sekitar kita adalah sampah,” anggapnya.

Oleh karenanya, Wawali mengajak masyarakat untuk lebih aktif mengolah sampah daripada membuang sampah, sehingga bisa mengurangi pencemaran lingkungan. (Han)