Pemkot Yogya Terus Upayakan Penyempurnaan Ruang Publik Dukung Wisata
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya melalui Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Yogyakarta terus mengupayakan penyempurnaan ruang publik untuk mendukung wisata. Sebab, salah satu aspek yang akan mampu mendukung pengembangan pariwisata kota adalah penyediaan dan penyempuranan sejumlah ruang publik yang sudah ada.
Salah satu upaya tersebut adalah menyulap halaman Kantor Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogya yang berada di Jalan Suroto Kotabaru menjadi lokasi creative space. Konsep tempat ini menggabungkan co working space dan public space.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyebut creative space tersebut fokusnya untuk memfasilitasi insan kreatif Yogyakarta. Selain itu juga sebagai ajang srawung berbagai komunitas. Termasuk mempertemukan para insan kreatif dengan pemerintah.
“Sebenarnya pelaku industri kreatif sudah berjalan. Tapi jika berjalan bersama tentu lebih bagus,” ujar Wawali saat pembukaan perdana Suroto Publik Space Kreatif, Sabtu malam (29/2/2020).
Selain itu, lanjutnya creative space ini juga dapat memberikan peluang bagi anak muda untuk berinteraksi satu dengan yang lain.
Kolaborasi tersebut memiliki alur yang berbeda. Tidak lagi hadir menghadiri seminar namun ada diskusi aktif. Tujuannya untuk mempertemukan ide para pelaku industry kreatif dengan kebijakan pemerintah. Termasuk memayungi ekonomi kreatif dalam aturan baku pemerintah.
“Pertemuan ini jadi ajang saling membuka diri. Kira-kira apa yang bisa dilakukan Pemkot Yogya untuk mengembangkan industri kreatif. Goal-nya adalah industri tersebut jadi penyokong kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Creative space juga menjadi upaya pemetaan. Ini karena potensi tidak hanya didominasi satu sektor. Dinas Pariwisata Kota Yogya memetakan setidaknya ada 16 sub sektor industri kreatif. Mulai dari potensi kuliner, kerajinan tangan, fashion, seni hingga potensi teknologi informasi.
“Seperti pengembangan software dan game itu sangat potensial sekali. Saat ini semua sudah tertata maka akan menciptakan ekosistem. Tidak menutup kemungkinan adanya kolaborasi antar potensi dan menciptakan ide baru,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogya, Maryustion Tonang menjelaskan adanya konsep terintegrasi dan kolaborasi bersama para pelaku ekonomi kreatif setempat.
“Kami namakan Suroto Public Space. Konsepnya menghidupkan interaksi komunitas, kampung, korporat, kampus dan pemerintah kota. Intensitas forum group discussion untuk melahirkan sebuah ide,” jelasnya.
Ia melanjutkan kedepan pihaknya akan menggandeng beberapa komunitas di Yogyakarta. Melalui komunitas tersebut, coworking space bisa dimanfaatkan untuk diskusi anak muda.
Sebagai lokasi yang disiapkan untuk anak muda, coworking space juga akan dilengkapi dengan WiFi. Tak dapat dipungkiri, bahwa anak muda jaman sekarang mencari lokasi dengan layanan WiFi.
Kegiatan ini, lanjutnya, akan diadakan setiap bulan, yakni pada minggu ke empat, temanya pun tiap bulan juga berubah – ubah.
"Akan menjadi kegiatan positif, anak muda berkumpul dan berdiskusi. Tempatnya disediakan oleh pemerintah,"lanjutnya. (Han)