Pelajar SD di Yogyakarta Adu Kreasi Daur Ulang Sampah

Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional ratusan pelajar tingkat Sekolah Dasar di Yogyakarta saling unjuk gigi membuat busana dan topeng dari daur ulang sampah, Minggu (8/3/2020).

Selain terlihat menarik dan ikonik, aksi lenggak lenggok mereka dalam fashion show busana daur ulang sampah yang digelar di car free day Jalan Margoutomo juga mengundang gelak tawa para penonton.

Salah satu diantara peserta tersebut, Najwa Aulia berhasil menyedot perhatian dengan balutan busana dari bungkus mie instan yang didesain seperti gaun pengantin. 

Siswi SD Rejowinangun 1 itu mengaku senang dengan hasil karyanya tersebut, meski dalam prosesnya masih dibantu sang ibu, Najwa terus berlatih untuk mengolah sampah menjadi lebih berguna. 

"Senang bisa ikut, sudah sejak lama ngumpulin bungkus mie instan," ucapnya. 

Hal yang sama juga dirasakan Amara dari SD Negeri Nitikan, yang berhasil mengolah bekas kantong beras menjadi baju pesta menarik dengan kolaborasi daun-daun kering dan aneka biji bijian. 

Hal tersebut, langsung mendapat respon positif dari Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang sangat antusias menyaksikan semangat anak-anak menjadikan sampah sebagai bahan kreatifitas. 

"Anak anak kita harus dididik sejak dini untuk peduli sampah, karena mereka yang akan menjadi penerus kita," ucapnya. 

Pihaknya mengajak warga Yogyakarta untuk memandang sampah dengan pola pikir baru yakni sampah tidak lagi dibuang namun dipilah. 

"Harus memiliki pola pikir sampah dari rumah harus didaur ulang baik organik maupun non organik," ucapnya. 

Heroe pun berharap keberadaan komunitas bank sampah juga bisa mendorong masyarakat agar mulai memilah sampah kemudian mengolahnya. 

"Sampah selalu ada setiap harinya di Yogyakarta per hari sudah mencapai 300 ton," imbuhnya. 

Heroe berharap HPSN tahun ini kembali mengingatkan kepedulian terhadap sampah, Ia mengingatkan peristiwa bencana yang terjadi di bandung pada 2006 yang menelan banyak korban akibat sampah. 

"Jangan sampai juga peristiwa yang terjadi di Yogyakarta pada 2019 ketika sampah tidak lagi bisa dibuang ke TPS yang akhirnya menumpuk dan menimbulkan bau menyengat," paparnya. 

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Lingkungan Hidup kota Yogyakarta Suyana menegaskan, Tema HPSN Kota Yogyakarta adalah gerakan pilah sampah dari rumah. 

Selian menampilkan aksi siswa SD dalam mengolah sampah kegiatan juga diisi dengan pelatihan singkat daur ulang sampah menjadi ecoprint, ecoprint hingga pembuatan topeng dan wayang kertas. (Tam)