Meski di Hantui Ancaman Virus Corona, Jogja Tetap Gelar JIFFINA 2020

Meski ancaman corona semakin nyata, namun hal ini tidak menyurutkan panitia Jogja International Furniture & Craft Fair Indonesia ke-5 tahun 2020, untuk tetap menggelar acara bertaraf internasional, dan mendatangkan tamu atau pembeli dari berbagai negara.

Panitia tetap menggelar acara bertaraf Internasional dan ditempat terbuka dengan beberapa antisipasi, diantaranya pengecekan temperatur tubuh, menyediakan tempat untuk cuci tangan, menyediakan masker dan saputangan untuk para tamu undangan.

Acara Jogja International Furniture & Craft Fair Indonesia (JIFFINA) ke-5 ini, dibuka oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Koperasi dan UKM memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan pameran tersebut.

Menurutnya dengan adanya pameran tersebut bisa menjadi interaksi antara pelaku usaha bidang furniture, para buyer (pembeli) dan juga pihak-pihak yang lain.

Menkop UKM mengatakan, bahwa ekspor Indonesia saat ini masih kecil atau masih dua persen dari pasar dunia yang tersedia, karena itu ini menjadi tantangan bagi semua pihak terutama para pelaku industri untuk menangkap peluang ekspor yang masih besar untuk disinergikan.

"Memang kita tahu furniture sangat dinamik, perkembangannya begitu cepat kalau kita tidak mengikuti selera market dunia, baik art (seni) desain maupun penggunaan bahan dan lain sebagainya kita bisa kalah kompetisi," katanya di JEC, Sabtu (14/3/2020).

Akan tetapi, lanjut Menteri Koperasi, di tengah perkembangan dunia yang semakin respek terhadap lingkungan ini, juga menjadi suatu aspek yang harus dipikirkan, karena industri manufaktur furniture ini juga harus berkelanjutan.

"Karena itu kita bersama Kementerian Perindustrian concern untuk mengembangkan sumber daya manusia, penerapan teknologi untuk pengembangan furniture ini juga saya kira penting mengenai pembiayaan, kemitraan antara pengrajin dan pengusaha besar dan buyer," katanya.

Sejumlah buyer dan importer dari berbagai negara datang di acara ini, semua tamu undangan dicek suhu tubuhnya, dan disediakan sapu tangan serta tempat cuci tangan.

Pameran bertaraf Internasional ini memang selalu menarik perhatian buyer dari luar negeri, terbukti dari tahun ke tahun meningkat, terakhir tahun 2019 total transaksi in house mencapai 76,2 juta US Dolar.

Oleh karena pelaksanaan pameran JIFFINA ini, sangat penting untuk perkembangan perekonomian Indonesia di bawah bayang - bayang ancaman virus corona.

Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengajak para pelaku usaha di bidang furniture di Kota Yogya agar untuk memaksimalkan penggunaan bahan baku lokal.

Ia pun menegaskan Pemkot Yogya terus berkomitmen untuk selalu mendorong para pengrajin di wilayah Kota Yogya agar terus meningkatkan kemampuan bisnis guna memenuhi permintaan pasar atau konsumen secara tepat waktu dengan tetap menjaga kualitas produknya.

"Setiap pengrajin harus berusaha maksimal untuk memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu dan berkualitas. Itu akan memperkuat kepercayaan konsumen," jelasnya.

Ia menjelaskan jika Pemkot dan Dekranasda Kota Yogya juga terus memberikan banyak bantuan serta pendampingan kepada pengrajin agar mereka semakin kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha produksinya.

Dekranasda Kota Yogya juga selalu menyertakan produk-produk para pengrajin dalam berbagai kesempatan pameran baik di tingkat kota, provinsi maupun nasional, guna mendukung perluasan promosi dan pemasaran produk kerajinan setempat.

"Pengemasan dan pemasaran juga harus bisa ditingkatkan agar hasilnya dapat maksimal" katanya.

Menurutnya kemampuan perajin memenuhi permintaan dari konsumen lokal itu penting."Karena untuk menjadi pengusaha besar, tentu dimulai dari bawah. Mereka harus sanggup memenuhi pesanan," katanya. (Han)